Tambah Ilmu Budaya yang terpendam di Desaku
= R E S U M E =
Disusun Oleh:
PONTIANAK
PONTIANAK
Ada 4 model hubungan Interpersonal yaitu meliputi;
PONTIANAK
PONTIANAK
Ada 2 jenis lambang:
PONTIANAK
PONTIANAK
Ada dua jenis media komunikasi massa ;
= R E S U M E =
= DARI ENAM PEMBAHASAN MAKALAH =
Disusun Oleh:
NAMA : MUHAMAD ADI MULYANA
NIM : 611100344
KELAS : D SORE
SEMESTER : I (SATU)
PRODI : P.TIK
MATA KULIAH : PSIKOLOGI KOMUNIKASI
DOSEN PEMBIMBING : ELI TRISNOWATI M.Pd
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI PONTIANAK )
2011/2012
TEMA
KELOMPOK I (Satu)
= R E S U M E =
= ATRAKSI HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL=
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
Atraksi dalam Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia, karena komunikasi pda dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan) yang mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan kesamaan makna dan kebersamaan. Kehidupan manusia akan tampak “hampa” apabila tidak ada komunikasi. dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar manusia. Interaksi terjadi pabila ada dua orang yang melakukan aksi dan interaksi.
Seseorang dalam berkomunikasi akan berhasil jika memahami ilmu-ilmu yang lainnya, seperti psikologi. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang ada di hadapannya. Maka ia akan melihat ekspresi wajah di hadapannya. Wajah yang memberikan pemahaman seseorang sedang berhadapan dengan siapa.
Komunikasi sangat erat kaitannya dengan komunikasi antarpribadi / komunikasi intarpersonal. Karena komunikasi interpersonal merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Salah satu yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu atraksi interpersonal yaitu ataksi interpersonal, yang akan kita bahas selanjutnya.
A. PENGERTIAN ATRAKSI INTERPERSONAL
Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik. Jadi, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar kcenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seeorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara positif. sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA ATRAKSI
a. FAKTOR PERSONAL
1. Persamaan Karakteristik Peronal
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosial ekonomi, agama, ideology, dan lain-lain. Mereka yang memiliki ksamaan dalam hal-hal di atas cenderung menyukai satu sama lain.
- Tekanan Emosional
Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stress, bingung, cemas, dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.
- Harga Diri yang Rendah
Orang yang rendah diri cenderung mudah menyukai orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang.
- Isolasi Sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan baha tingkat isolasi sosial sangat besar pengruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.
b. FAKTOR SITUASIONAL
1. Daya Tarik Fisik (phsycal attrakveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya leih muddah untuk mendapat perhatian dan simpati orang.
2. Ganjaran (reward)
Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pda dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian tau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
3. Familiarity
Seseorang atau hal-hal yang suda kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dngan produk yang diiklankan, sehingga kita akhirnya menyukai hal tersebut.
4. Kedekatan (proximity) atau closeness
Hubungan kita dengan orang lain bergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut.
Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang yang tinggal berdekatan dengannya.
5. Kemampuan (competence)
Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada kita.
2. Teori Liking
Yaitu merupakan teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain. Teori Liking Dibagi menjadi 4 bagian, yakni:
a. Reinforcement theory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyukai dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning)
b. Equity theory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.
c. Exchange theory
Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.
d. Gain-loss theory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.
3. Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
· Penafsiran pesan dan penilaian.
Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional.
· Efektivitas komunikasi.
Yang dimaksud dengan efektif disini dalam komunikasi interpersonal adalah mengenai sasaran atau mencapai tujuan maupun dalam prosesnya, sesuai dengan maksud si pembicara.
TEMA
KELOMPOK II (Dua)
= R E S U M E =
= HUBUNGAN INTERPERSONAL =
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
HUBUNGAN INTERPERSONAL
A. PENGERTIAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi apabila isi pesan kita pahami, tetapi hubungan di antara komunikan rusak. Pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang buruk.
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
1. Percaya;
2. sikap suportif; dan
3. sikap terbuka.
B. FAKTOR-FAKTOR DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad
Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri2 hubungan interpersonal antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi yang berbeda, memiliki pola komunikasi yang khas.
Hubungan triad adalah hubungan interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan triad ini lebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan voting.
2. Berdasarkan tujuan yang dicapai adalah hubungan tugas (task relationship) dan hubungan social (social relationship).
3. Berdasarkan jangka waktu : hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang.
4. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman : hubungan akrab/intim
C. TEORI-TEORI HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Model Pertukaran Sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikkan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
2. Model Peranan (Role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang memainkan. Perannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat.
3. Model Permainan (games people play model)
Model ini berasal dari psikiater Eric Berne yang kemudian dikenal sebagai transaksional.
Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu;
· Kepribadian orang tua
Aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagai orang tua
· Kepribadian orang dewasa
Bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan situasi dan biasanya berkenaan dengan masalah-masalah penting yang memerlukan pengambilan keputusan secara sadar
· Kepribadian anak
Kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan
4. Model Interaksional (interactional model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memilki sifat structural, intregatif dan medan . Hubungan interpersonal dapat dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita harus melihat pada karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok dan sifat-sifat lingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
D. TAHAP HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Pembentukan
2. Peneguhan Hubungan
3. Pemutusan Hubungan
E. TERDAPAT BEBERAPA JENIS HUBUNGAN INTERPERSONAL, YAITU:
a) berdasarkan jumlah individu yang terlibat;
b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai;
c) berdasarkan jangka waktu; serta
d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
TEMA
KELOMPOK III (Tiga)
= R E S U M E =
= KOMUNIKASI KELOMPOK =
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
KOMUNIKASI KELOMPOK
- PENGERTIAN
Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
- KLASIFIKASI KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASINYA.
Berikut beberapa klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya menurut para ahli :
Ø Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya :
· Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
· Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
· Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
· Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
· Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
Ø Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.
Ø Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif melihat proses pembentukan kelompok secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:
· kelompok tugas.
· kelompok pertemuan.
· kelompok penyadar.
Ø Teori Perbandingan Sosial (Social Comoarison Theory)
Teori atau pendekatan perbandingan sosial mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat dan kemampuannya dengan individu-individu lainnya. Pada pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan, jika muncul ketidak setujuan yang berkaitan dngan suatu kejadian atau peristiwa, kalau tingkat kepentingannya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok (group cohesivenes) juga menunjukkan peningkatan.
Ø Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theori)
Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada cirri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendekiawanan (intelligence), sementara cirri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik, dan posisi status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan synergy, yaitu tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan kelompok.
Ø Teori Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota (member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation) yang bersifat individual.
Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok.
Ø Teori Pertukaran Sosial (Socual Exchange Theory)
Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial.
TEMA
KELOMPOK IV (Empat)
= R E S U M E =
= KOMUNIKASI MASSA=
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
KOMUNIKASI MASSA
A. PENGERTIAN
Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.
Perkembangannya dimulai dari Abad Penggunaan Isyarat & Lambang gerak tangan atau volume suara Abad Berbicara & Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran;
v Joseph R. Dominick:
Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.
v Jalaluddin Rakhmat merangkum:
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
B. PROSES & MODEL KOMMUNIKASI MASSA
1. Komunikasi Primer
Yaitu proses komunikasi yang tidak menggunakan media tetapi menggunakan lambang/simbol sebagai media satu-satunya.
a. Verbal
b. Non Verbal
c. Paralinguistik
· Dialek: cara orang berbicara
· Intonasi
· Volume suara
· Kecepatan berbicara
2. Komunikasi Sekunder
Yaitu proses penyampaian & penerimaan pesan dengan menggunakan media sebagai sarana komunikasi, media massa atau media non massa (interpost media).
C. PERAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA (What the mass media do?)
Analisis Fungsional Media Massa
v Harrold Lasswell
· memberi informasi
· mendidik
· menghibur
v Charles R. Wright
· Kegiatan penyelidikan (surveillance)
· Kegiatan mengkorelasikan, yaitu menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan (correlation)
· Kegiatan transmisi kultural, yaitu pengalihan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
· Kegiatan penghiburan (entertainment)
D. UNSUR PENTING DALAM KOMUNIKASI DATA ADALAH:
1. Komunikator
2. Media massa
3. Informasi (pesan)
4. Gatekeeper :penyeleksi informasi
5. Khalayak (public)
TEMA
KELOMPOK V (Lima )
= R E S U M E =
= MODEL-MODEL KOMUNIKASI=
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
MODEL-MODEL KOMUNIKASI
A. PENGERTIAN
Model komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsure-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
B.Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabtraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsure, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Wiseman dan Barker mengemukakan bahwa model komunikasi memiliki tiga fungsi, yaitu;
1. Menggambarkan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu mengemukakan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Sementara Deutsch mengatakan bahwa model mempunyai empat fungsi, yaitu;
1. Fungsi pengorganisasian. Model membantu mengorganisasikan unsure-unsur secara sistematis, sehingga kita memperoleh gambaran holistic.
2. Fungsi penjelasan. Model membantu menjelaskan penyajian informasi secara sederhana.
3. Fungsi heuristiki. Model memberikan gambaran mengenai unsure-unsur pokok dari suatu proses atau sistem.
4. Fungsi prediksi. Model dapat memperkirakan hasil atau akibat yang dicapai.
B. MODEL-MODEL KOMUNIKASI
1. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949, mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).
2. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah (dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini mununjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
3. Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif (pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektifitas komunikasi yang terjadi. Model transaksioanl berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna.
TEMA
KELOMPOK VI (Enam)
= R E S U M E =
= MEDIA KOMUNIKASI=
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012
MEDIA KOMUNIKASI
A. PENGERTIAN
Media komunikasi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk komunikasi. Alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ini menjadi lat bantu atau seperangkat sarana yang digunakan untuk melancarkan proses komunikasi.
B. MEDIA KOMUNIKASI MASSA
Dalam komunikasi massa sendiri, media komunikasi yang digunakan adalah media komunikasi massa . Media komunikasi massa ini adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dengan penerima yang sifatnya terbuka. Di sini setiap orang dapat melihat, membaca atau mendengar.
1. Media Cetak
Media yang mempergunakan unsure percetakan untuk penyampaian pesannya. Sehingga pesan dapat dilihat atau dibaca oleh massa .
Contohnya; surat kabar, buku, majalah, jurnal, poster, spanduk dan lain sebagainya.
2. Media Elektronik
Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian pesan dari sumber kepada massa. Pesan dapat dilihat, didengar atau dibaca oleh khalayak karena bentuknya lebih komppleks dari sekedar media cetak. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cepat.
Contohnya; Televisi, radio, internet, film, video recording dan lain sebagainya.
C. MEDIA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Dengan teknologi yang semakin canggih, maka menjadi semakin sulit membedakan antara media komunikasi massa dengan komunikasi antar pribadi. Sehingga semakin kabur untuk kita dalam memberikan definisi yang tepat.
Misalnya saja internet bisa digunakan sebagai media untuk komunikasi antar pribadi dengan adanya surat elektronik atau e-mail. Akan tetapi juga dapat digunakan sebagai media massa , dalam hal ini jika internet dipergunakan untuk website yang berisi informasi-informasi yang sifatnya untuk disampaikan pada khalayak ramai.
Sementara itu, di desa-desa yang belum terjangkau oleh teknologi atau yang masih tradisional, media komunikasi juga mencakup kegiatan dan tempat-tempat tertentu seperti rumah-rumah ibadah, balai desa, panggung kesenian, pesta rakyat, termasuk juga arisan-arisan dapat dikatakan sebagai media komunikasi.
No comments:
Post a Comment
MOHON KEMENT NYA
>_<