Recent Posts

Thursday 17 March 2011

Tradisi Orang Belitang Saat Menghadapi Malam Takbiran
Tamabah Ilmu Budaya yang terpendam di Desaku

Aku juga meliki desa yang bernama desa Belitang di mana desa tersebut berada di pinggir sungai kapuas ..

pekerjaan rata-rata dari warga setempat adalah nelayan, dan ada juga yang menjadi penoreh (orang yang bertanam karet) ada pula yang bekerja menjadi pedagang dan sebagai pengendara motor air.
jalan yang ditempuh untuk mencapai tempat tersebut adalah selama 1 jam dimana selama satu jam itu kita tidak bisa menelpon orang karena berisiknya mesin motor air yang kemungkinan orang yang kita telpon tidak mendengar apa yang kita katakan.

tapi selama 1 jam semua akan berjalan dengan menyenangkan karena memang kita melewati sungai kapaus terlebih kalau sedang surut walau pun sedikit bau jika kita berada di dekan pantai karena memang di dekat pantai tersebut sebagai tempat tinggal dari cacing-cacing yang sedang berjemur dan bergoyang, lalu jika surut kita dapat melihat batu besar yang melintang di dekat sungai kapuas berbatasan dengan Kota Sepauk, nah betapa besar batu yang membentang sungai tersebut lalu jika air sedang naik maka pemandangan tersebut semakin lengkap walau sedikit menakutkan karena jika penumpang banyak susah untuk melawan arus, nah jika sedang air naik maka pohon yang didekat kita yang sedang berbuah  dapat kita ambil dengan santai tanpa memberhentikkan motor air,, hehe oh ya pengecualian kalau buah rengas jangan di ambil ntar badan kita gatal-gatal, ini akan lama terjadi mungkin seminggu baru sembuh gatal-gatalnya.

nah tradisi di sana adalah jika sedang melaksanakan puasa pada saat malam taqbiran adalah melakukan shalat bersama-sama lalu setelah itu merayakan hari terakhir puasa dengan makan bersama dengan makan-makan bersama secara berkeliling nah yang menyediakan makanan adalh orang rumah nah lalu jika sudah selesai setelah itu maka lanjut kerumah berikutnya ini terjadi di BELITANG HULU bagian terakhir paling ujung di sana masyarakatnya bersosial tinggi, 

ets jangan salah ya saat acara seperti itu kita juga di perbolehkan mengambil makanan yang kita inginkan sesuai porsi kita tapi untuk anak-anak aja, oh ya saca curhat dikit ya 

dulu saya ikut acara ini saya bawa kantong besar sama dengan teman saya namun punya tema saya kantong nya kecil-kecil semua hehehehe, nah dari rumah pertama saya abiskan semuanya sampai keyang eh kerumah kedua udah gx mampu mana makanannya basah lagi bakso

di rumah ketiga bakso jug, rumah keempat bubur wah macam mau pecah perut ku nahan ingin gx makan aku lewati satu rumah dan buang air terasa lega nah kebagian rumah yang menyediakan makanan ringan masukin dalam kresek deh tapi ingat jangan banyak-banyak malulah diliat orang yang punnya  rumah.

nah itu dia tradisi orang belitang setelah hari puasa yang panjang di jalannkan 
dan paginya sema rang shalat bersama di mahjid yang besar dulu pas saya di sana belum jadi jdai loem di kasi nama !!

heheh sekian cerita saya terimakasih jika sudah membacanya 

Wednesday 16 March 2011

Desa ku yang INDAH
Tamabah Ilmu Budaya yang terpendam di Desaku

Desaku bagi kebanyakan rakyat di desaku adalah jantung mata pencaharian mereka dari berburu, sampai bercocok tanam,

Nah didesa ku ini ada yang berbeda loh !!!!
karena di desa ku terdapat sebuah sumur yang asin dan warna air yang berwarna orange karena itu kami semua warga desa menyebutnya SUMUR GARAM walau pun di sumur garam ini tidak pernah di posting di setiap situs bahkan entah2 masuk di dalam berita di televisi.
Saya bermaksud untuk mengangkat cerita nyata ini karenaini adalah budaya daerah saya yang masih tersisa sampai sekarang cuman inprasturturnya saja sudah rusak dan bahkan sudah tidak lawak untuk diliat bahkan untuk di kunjungi.

namun didesa ku bukan lah desa yang pantang menyerah dengan masalah besar ini mereka membudidayakan sumur garam ini dengan cara membagi jatah Pemasakan air sumur garam menjadi garam (Ditanak = bahasa Kampungku) setiap minggu satu keluarga bahkan jika keluarga yang tidak bisa menanak Air sumur garam ini akan di gantikan dengan keluarga lain namun jatah akan di bagi sekian persen untuk yang memilliki jatah minggu itu.

nah saat ini semakin hari juga para orang yang tak bertanggung jawab memburu hewan asli dari desa ku untuk di buru secara besar-besaran kalau tidak salah waktu dulu kurang tau tanggalnya di desaku terdapat para pemburu yang ingin memburu para Burung-burung yang hinggap di sekitar sumur garam, mereka bukan lah pemburu biasa karena sudah menggunakan alat modern! keluarga yang menunggu sumur garam tersebut hanya dapat melihat tanpa berani menegur mereka. nah disini alat yang digunakan pemburu itu adalah Jaring Pukat seperti pukat harimau cuman bedayanya ini untuk menangkap burung-burung bukan ikan secara sadis sehingga populasi burung di desaku menjadi tipis.

nah didesaku juga terdapat pohon kelapa yang sangat tinggi seperti di pantai tidak salah memang karena di daerah tempat penanaman secara tidak sengaja ini, terdapat pasir seperti di pantai cuman disini pasirnya warna hitam dan mengapung di air sehingga kalau di injak sering kali seperti berjalan di air.

sekilas info saja

sumur garam ini di temukan sebanyak 7 sumur namun hanya tiga yang masih di ketahui oleh para warga desa namun hanya satu yang masih dibudayakan di lestarikan sampai sekarang
sumur garam terdapat di Desa Suak Dusun Sepulut, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat dengan Ibu Kota Provinsinya Pontianak.

walau jalannya sangatlah susah karena jalan yang rusak tapi semua itu akan terbalaskan jika sudah melihat sumur garam dan tanah mengapung seperti pulau kecil di tengah-tengah tanah yang keras. sungguh cantik.

disini juga para wisatawan bisa mencicipi air sumur garam ini loh .... ingat jangan gx di cicipi gx tau deh nngapa harus seperti itu cuman itu sudah tradisi sejak dulu

menurut saya sumur garam ini lawak untuk dijadikan tempat wisata untuk desaku dan untuk penambahan sumber devisa daerahku... sayangnya pemerintah kurang begitu teliti untuk masalah ini.

dulu pernah seorang bupati datang ke desaku namun hanya untuk melihat tanpa mau memperkenalkan sumur garam ini ke situs internet bahkan susah sekali mencari nya di we server seperti google, yahoo, dan dll

dulu terjadi hal aneh yang tidak dimiliki sumur lainnya nah dulu saat bupati datang ia ingin mengetahui isi di dalam sumur garam itu sehingga seseorang di suruhnya untuk menimbak air tersebut dan ternyata ada hal aneh yang terjadi ialah sumur itu airnya tak haibis-habis bahkan semakin dalam semakin tercium bau tak sedap namun air sedemikian rupa tidak lama naik lagi keatas permukaan tanah dan nyaris sama dengan sebelum di timba atau dikuras sungguh menakjukkan dan itulah sekilas tentang budaya di desaku dan pariwisata didesaku


karya


MUHAMAD ADI MULYANA

saya menginginkan perubahan di desa ku